Senin, 11 Desember 2017

Memaknai Visi Sekolah SMA NEGERI 15 SEMARANG

Setiap sekolah telah mempunyai visi misi yang terpampang di depan atau di tempat strategis gedung sekolah yang bisa dibaca oleh siapapun, baik insan sekolah ataupun tamu yang berkunjung ke sekolah tersebut. Tentunya, warga sekolah pun mempunyai pemahaman yang beragam tentang visi yang telah dilihatnya di setiap sekolah yang dikunjunginya. Ada yang sekadar hafal, ada pula yang mampu memahami implementasi dari visi tersebut, namun ada yang tidak memahami makna visi sekolahnya bahkan ada pula yang tidak hafal visi sekolah.
Hal ini dimungkinkan karena perumusan visi yang terjadi di sekolah saat ini terkesan masih latah (stereotype) dan sekadar pengulangan dari nilai dan prioritas nasional. Dari beberapa sekolah yang bisa kita amati, pada umumnya perumusan visi sekolah cenderung menggunakan rumusan dua kata yang selalu dan hampir demikian yang ditampilkan yaitu “prestasi” dan “iman-taqwa”. Memang tidaklah keliru jika sekolah hendak mengusung visi sekolah dengan merujuk pada kedua nilai tersebut, namun berkesan seragam, kurang spesifik serta kurang inspirasional. Potensi berupa kekuatan dan budaya sekolah justru yang seringkali tidak ditampakkan.
Boleh jadi, hal ini mengindikasikan adanya kesulitan dari sekolah (pemimpin dan warga sekolah sekolah yang bersangkutan) untuk merumuskan visi yang paling tepat bagi sekolahnya, baik kesulitan yang terkait tentang pengertian dasar dari visi itu sendiri maupun kesulitan dalam mengidentifikasi dan merefleksi nilai-nilai utama yang hendak dikembangkan di sekolah. Atau mungkin tidak adanya keterlibatan warga sekolah secara lengkap ketika menyusun visi dan misi sekolah.

Arti Penting Visi
Dalam perspektif manajemen, visi sekolah memiliki arti penting terutama berkaitan dengan keberlanjutan (sustainability) organisasi sekolah itu sendiri, Tanpa visi, organisasi dan orang-orang di dalamnya tidak mempunyai arahan yang jelas, tidak mempunyai cara yang tepat dalam melangkah ke masa depan dan tidak memiliki komitmen.
Saat ini tidak sedikit sekolah yang berjalan secara stagnan dan bahkan terpaksa harus gulung tikar. Hal tersebut sangat mungkin dikarenakan tidak memiliki visi yang jelas alias ‘asal-asalan’ atau setidaknya tidak berusaha fokus dan konsisten terhadap visi yang dicita-citakannya.
Visi bukanlah sekadar slogan berupa kata-kata tanpa makna bahkan bukan sekedar sebuah gambaran konkret yang diberikan oleh pimpinan sekolah, melainkan sebuah rumusan yang dapat memberikan klarifikasi dan artikulasi seperangkat nilai. Dari sudut pandang yang sama visi adalah masa depan yang dipilih, sebuah keadaan yang diinginkan dan merupakan sebuah ekspresi optimisme dalam organisasi. Ada juga yang mengartikan visi sebagai pandangan masa depan yang realistis, kredibel, dan menarik, yang didalamnya tergambarkan cara-cara yang lebih baik dari cara yang sudah ada sebelumnya.

Perlu Pengkajian Mendalam 
Penetapkan visi sekolah memang tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi terlebih dahulu diperlukan pengkajian yang mendalam. Perumusan visi yang tepat harus dapat memberikan inspirasi dan memotivasi bagi seluruh warga sekolah dan masyarakat untuk bekerja dengan penuh semangat dan antusias. Visi sangat identik dengan perbaikan sekolah.
Visi merupakan ciri khas peran kepemimpinan dan upaya untuk pembentukan visi sekolah sangat bergantung pada pemimpin sekolah yang bersangkutan. Dalam hal ini kepala sekolah dituntut untuk dapat mengidentifikasi, mengklarifikasi dan mengkomunikasikan nilai-nilai utama yang terkandung dalam visi sekolah kepada seluruh warga sekolah, agar dapat diyakini bersama dan diwujudkan dalam segala aktivitas keseharian di sekolah sehingga pada gilirannya dapat membentuk sebuah budaya sekolah.
Kendati demikian, dalam pembentukan visi sekolah tidak bisa dilakukan secara “top-down” yang bersifat memaksa warga sekolah untuk menerima gagasan dari pemimpinnya (kepala sekolah) yang hanya membuat orang atau anggota membencinya dan merasa enggan untuk berpartisipasi di dalamnya. Indikasinya adalah bahwa visi tidak bisa dipaksakan dan dimandatkan dari atas, pembuatan visi membutuhkan keterlibatan kepentingan dan aspirasi pihak lain.
Lunturnya pemaknaan visi sekolah adalah tidak tercerminnya visi sekolah dalam aktivitas dan dinamika pembelajaran dan kegiatan warga sekolah. Bagaimana mungkin visi sekolah unggul dalam prestasi namun kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran hanya normatif bahkan di bawah standar. Bagaimana mungkin pula visi sekolah ungula dalam takwa namun tidak ada indikasi bahwa sekolah tersebut ,mempunya program yang memacu secara lebih ketakwaan siswa. 
Hal tersebut mengidikasikan bahwa harus ada kesinambungan antar komponen saat menysun RKS (Rencana Kerja Sekolah). Rencana kerja sekolah merupakan rencana yang menyeluruh untuk mengoptimalkan penggunaan sumberdaya sekolah, baik sumber daya manusia maupun sumber daya nonmanusia untuk mencapai tujuan yang diinginkan di masa yang akan datang. Rencana kerja sekolah sepatutnya berorientasi ke masa depan; dan secara jelas mampu menjembatani kesenjangan (gap) antara kondisi yang ada saat ini dan keinginan, harapan atau impian yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Rencana kerja sekolah sebenrnya merupakan bentuk lain rencana strategis. Istilah – istilah yang biasa dipakai adalah rencana strategis (Renstra Sekolah), rencana pengembangan sekolah (RPS), dan rencana pengembangan sekolah. 
Setelah semua langkah menuju RKS selesai dilakukan dan memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi riil dan kebutuhan yang ingin dikembangkan, maka disusunlah RKS terdiri dari RKJM (Rencana Kerja Jangka Menengah) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang disusun atas dasar skala prioritas. Dengan rangkaian langkah yang benar diharapkan visi sekolah memang benar-benar tercermin dalam dinamika dan budaya sekolah. 
Dalam perjalanan waktu, visi dan misi sekolah seringkali berubah seiring dengan pergantian kepala sekolah maupun perubahan kebijakan arah pembangunan sekolah. visi dan misi yang baru ini tentu saja tidak akan diketahui oleh warga sekolah apabila tidak disosialisasikan. Pemasangan visi dan misi pada tempat-tempat strategis di sekolah tentu kurang efektif apabila diakukan pada saat adanya perubahan visi dan misi sekolah. Misalnya saja, orang tua / wali murid yang datang ke sekolah tiap terima rapor saja, pasti dia tidak akan secara cepat mengetahui perubahan visi dan misi sekolah yang telah terjadi saat sebelumnya.
Oleh karena itu, untuk mengatasi hal di atas, perlu diadakan suatu kegiatan atau acara pertemuan baik bagi guru, siswa maupun orang tua wali murid guna menyampaikan secara resmi perubahan visi dan misi sekolah sehingga arah pembangunan sekolah ke depan dapat sinkron dengan peran serta semua komponen warga sekolah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar